Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Penyakit Osteoporosis

Penyakit Osteoporosis sendiri adalah penyakit yang disebabkan berkurangnya kepadatan mineral tulang (bone mineral density/BMD) dan ragam protein dalam tubuh. Ketikas masih dalam masa pertumbuhan, tubuh kita memproduksi jaringan tulang lebih cepat daripada kehilangan jaringan tersebut atau yang dikenal dengan resorpsi. Ketika berumur 18 sampai 20 tahun, tubuh kita telah memproduksi 90% dari jaringan tulang yang ada, dan terus berlanjut hingga umur 30 tahun. Inilah puncak dari kepadatan massa tulang. Setelah umur 30, produksi jaringan tulang akan menurun, dan kecepatan penurunan massa tulang lebih cepat daripada produksinya. Itulah mengapa tulang menjadi lebih rapuh dan mudah keropos di atas usia 40 tahun. 50%-90% kepadatan massa tulang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, ras dan faktor keturunan. Pada kasus osteoporosis, berkurangnya kepadatan tulang juga berpengaruh pada kerapuhan tulang yang menyebabkannya mengeropos seperti spons. Kondisi ini memperlemah tulang yang menyebabkan seringnya terjadi patah tulang yang jarang terjadi pada orang-orang dengan kondisi tulang normal atau dikenal dengan fragility fractures. Tipe patah tulang ini banyak ditemukan pada kolom tulang belakang, rusuk, pinggul, dan pergelangan tangan.

Siapa yang Beresiko Tinggi Osteoporosis?

Kebanyakan orang mengetahui bahwa osteoporosis adalah penyakit yang menyerang perempuan berusia di atas 50 tahun. Sebenarnya, ada tiga tipe osteoporosis yang menyerang baik laki-laki maupun perempuan. Osteoporosis primer tipe 1 adalah osteoporosis yang paling umum terjadi, yaitu yang menyerang perempuan berusia di atsa 50 tahun dan telah melewati masa menopause, atau dikenal dengan postmenopausal osteoporosis. Sedangkan tipe osteoporosis primer tipe 2 menyerang baik perempuan maupun laki-laki yang berusia di atas 75 tahun ke atas dengan rasio 2:1. Tipe ini juga dikenal dengan senile osteoporosis. Tipe ketiga, yaitu tipe sekunder menyerang baik laki-laki dan perempuan dalam berbagai usia dengan rasio yang sama. Tipe ini salah satunya disebabkan oleh pengobatan penyakit tertentu secara berkala yang mengurangi massa tulang. Selain gaya hidup tidak sehat, adapula kategori orang-orang yang beresiko tinggi terkena osteoporosis yaitu mereka yang mengidap osteopenia, yaitu rendahnya massa tulang, orang berbadan kurus dengan susunan rangka ‘kecil’, faktor keturunan dari anggota keluarga yang menderita osteoporosis, perempuan Asia dan Kaukasia, terutama yang telah memasuki masa menopause dan berusis di atas 50 tahun, serta orang yang menjalani pengobatan tertentu yang menyebabkan penurunan kalsium dan masa tulang dalam tubuh.

Pencegahan osteoporosis sejak dini dapat dilakukan dengan:

Asupan Gizi Seimbang

Menerapkan pola makan dengan asupan gizi seimbang yang kaya akan kalsium, protein, dan vitamin D bermanfaat untuk mempertahankan massa tulang dan menjaga kekuatan tulang. Nutrisi ini dapat diperoleh melalui olahan susu seperti susu rendah lemak berkalsium tinggi, yogurt dan keju. Kacang-kacangan sperti kacang hijau dan almond, serta sereal, oatmeal, dan buah-buahan yang kaya vitamin D serta sayuran seperti brokoli dan bokcoy mengandung protein dan kalsium yang cukup untuk memperkuat tulang. Salmon dan sarden yang masih disertai tulang juga bermanfaat sebagai sumber kalsium dan protein, namun, bagi mereka yang berusia 50 tahun ke atas, harus mengontrol kedua amkanan ini, karena kandungan purinnya yang cukup tinggi, terutama pada sarden. Jumlah kalsium yang dianjurkan bagi dewasa dan manula adalah 1000-1.300 miligram per hari dan 600 sampai 800 IU per hari oleh Vutamin D. Ukuran ini dapat bertambah bagi ibu hamil, menyusui, dan perempuan yang telah melewati masa menopause.

Olahraga Teratur

Olahraga ringan seperti jogging dan berjalan serta peregangan otot setiap pagi bermanfaat untuk menjaga kekuatan dan kelenturan tulang. Untuk hasil optimal, terapkan kebiasaan menjalani 10.000 langkah setiap hari.

Deteksi osteoporosis sejak dini dapat dilakukan dengan pengecekan kesehatan dan kepadatan massa tulang. Untuk hasil optimal jangka panjang, imbangi kebiasaan tersebut dengan menghindari alkohol dan merokok.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar